3 Amalan yang Pahalanya Setara Dengan Haji, Sholat Berjamaah Salah Satunya

3 Amalan yang Pahalanya Setara Dengan Haji, Sholat Berjamaah Salah Satunya

Haji merupakan perjalanan suci yang dilakukan oleh umat Islam ke Mekah, merupakan momen yang penuh makna dan kebahagiaan. Setiap tahunnya, jutaan orang dari berbagai penjuru dunia memadati kota suci tersebut untuk menunaikan ibadah yang diwajibkan oleh Allah.

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ 

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Umrah ke umrah merupakan kafarat (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga,’” (HR Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

Tanpa tanggung-tanggung Allah SWT memberikan surga bagi muslim yang hajinya mabrur. Bukan hanya itu sudah banyak hadits menerangkan keutamaan dari haji. Namun yang menjadi dilema, melaksanakan ibadah haji lebih berat dari pada ibadah lainnya, dari segi finansial maupun lainya. Melihat kembali waktu tunggu dari haji semakin lama. 

Baca juga: Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

3 Amalan yang Pahalanya Setara Dengan Haji

Allah memberikan kemudahan bagi hambaNya yang taat. Seorang muslim bisa mendapatkan pahala haji, tapi tidak perlu pergi ke tanah suci. Namun bukan berarti orang tersebut akan gugur kewajiban haji dan umroh ketika mengerjakan amalan ini. Meskipun melakukan amalan ini kewajiban Haji dan Umroh akan tetap berlaku. Amalan ini pahalanya setara dengan naik haji bertujuan untuk memberikan semangat dan motivasi ( targhib) kepada muslim yang mengerjakan.

Berikut amalan yang pahalanya setara dengan menunaikan haji:

1# Shalat jamaah lima waktu

Diriwayatkan oleh Abu Umama, Rasulullah SAW Bersabda “Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu akan diberikan pahala ibadah haji. Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan shalat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR Abu Daud).

Berdasarkan hadits diatas jika seseorang melakukan shalat fardhu dengan berjamaah dan dilakukan secara terus menerus, maka pahalanya sholatnya setara dengan menunaikan haji. Serta jika seorang muslim istiqomah melakukan shalat dhuha di masjid maka ia akan diberikan pahala setara dengan ibadah umroh.

2# Berdzikir setelah sholat jamaah subuh

Selanjutnya nomor dua amalan yang pahalanya setara dengan menunaikan haji adalah Berdzikir setelah berjamaah sholat subuh tapi dengan syarat harus dilakukan sampai matahari terbit dan melakukan shalat sunnah 2 rakaat setelahanya.

Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas, Rasulullah bersabda, “Siapa yang mengerjakan shalat subuh berjamaah, kemudian dia tetap duduk sambil dzikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan shalat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah,” (HR At-Tirmidzi).

Baca juga: Seharusnya Umroh Berapa Hari sih?

3# Pergi ke masjid dengan tujuan mencari ilmu

Amalan yang nomor tiga, berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah. Rasul berkata, “Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya,” (HR At-Thabarani).

Barang siapa yang pergi ke masjid yang tujuannya untuk mencari ilmu, maka pahala yang diperoleh setara dengan pergi haji. Memang keutamaan orang mencari ilmu begitu banyak, salah satunya ini.

3 Amalan diatas bukan berarti menjadi pengganti ibadah haji, perintah ibadah haji tetap wajib. Namun amalan di atas bertujuan untuk memberikan motivasi bagi para muslim untuk lebih semangat kembali melakukan ibadah dan berbuat baik.  

Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi haji, namun tidak mau menunggu lama, bisa coba program haji khusus by Almira Travel, pergi haji tanpa harus menunggu lama. Almira Travel by PT Almira Berkah Abadi hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Berikut 8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Tanah Suci merupakan tempat yang sangat istimewa bagi umat Islam dari seluruh dunia. Selain menjadi tempat suci yang dihormati dalam agama Islam, Mekkah Al-Mukaromah dan Madinah Al-Munawwarah juga ada tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa, doa yang dipanjatkan akan lebih cepat terkabul dari pada dipanjatkan di tempat lainya.

Salah satu tempat yang paling suci di Tanah Suci adalah Masjidil Haram, yang terletak di kota suci Makkah. Di dalam Masjidil Haram, terdapat Ka’bah yang menjadi kiblat bagi seluruh umat Islam. Berdoa di Masjidil Haram dianggap sangat mustajab karena tempat ini merupakan pusat ibadah yang memancarkan aura spiritual yang luar biasa. Selain itu, Bukit Shafa dan Marwah, yang terletak di sekitar Masjidil Haram, juga dianggap mustajab untuk berdoa. Tempat ini memiliki nilai sejarah yang kuat, terkait dengan perjalanan Hajar, ibu Nabi Ismail, dalam mencari air untuk putranya. Berdoa di antara dua bukit ini juga dianggap sebagai momen yang sangat berarti dalam menghadapkan diri kepada Allah.

Baca juga: 8 Tips agar Tidak Tersesat selama Haji

8 Tempat Mustajabnya Do’a di Tanah Suci

Berikut Tempat-tempat yang menjadi mustajabnya doa :

Multazam, tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Multazam merupakan tempat paling utama. Cucurkanlah air mata seraya memohon ampunan kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, pegang pintu Kakbah. Mintah kebaikan dan kebahagiaan bagi dunia dan akhirat.

1# Multajam

Multazam adalah area atau tempat tertentu di Masjidil Haram di Makkah yang terletak antara Hajar Aswad (batu hitam) dan pintu masuk ke Ka’bah. Tempat ini memiliki makna dan nilai penting dalam tradisi Islam. 

Banyak peziarah dan jamaah haji berusaha mendekati Multazam dan berdoa di tempat tersebut. Dipercaya bahwa doa-doa yang diucapkan di Multazam memiliki peluang lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. 

Multazam adalah salah satu tempat yang penuh keberkahan dan kekhususan di Masjidil Haram, di mana umat Muslim berusaha mengungkapkan kerendahan diri dan memohon kepada Allah dengan harapan mendapatkan keberkahan dalam hidup mereka.

Baca juga: Seharusnya Umroh Berapa Hari sih?

2# Hijr Ismail

Tempat mustajab nomor 2 adalah Hijr Ismail, tempat yang berbentuk setengah lingkaran yang menjadi salah satu tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Terletak di utara Kabah yang dipercaya tempat berteduh Nabi Ismail AS ketika membangun Ka’bah. Di Hijr Ismail umat islam juga disunnahkan untuk melakukan sholat sunnah.

3# Rukun Yamani

Rukun Yamani adalah salah satu sudut atau pojok Ka’bah yang terletak di sisi Yaman dari Ka’bah. Rukun Yamani sering menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh jamaah haji dan peziarah saat mereka berada di Masjidil Haram di Makkah.

Rukun Yamani memiliki makna dan nilai penting dalam tradisi Islam. Menurut riwayat yang diterima, Nabi Muhammad SAW pernah mencium dan menyentuh sudut Rukun Yamani ketika beliau melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah selama ibadah haji. Mengikuti langkah Rasulullah, banyak jamaah haji dan peziarah yang berusaha mencium atau menyentuh sudut Rukun Yamani saat mereka berada di sekitar Ka’bah, jika tidak memungkinkan bisa diganti dengan isyarah.

4# Ketika Sa’i

Sai merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah yang melibatkan berjalan antara dua bukit, yaitu Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Waktu mengerjakan sa’i jamaah dianjurkan memperbanyak dzikir dan doa.

Sai diadopsi dari tindakan Siti Hajar, ibu Nabi Ismail, ketika dia mencari air untuk putranya yang kehausan di padang pasir Makkah. Menurut cerita yang diteruskan dalam tradisi Islam, Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah tujuh kali dalam upayanya mencari air. Akhirnya, air zam-zam muncul di dekat tempat Nabi Ismail berada. 

Raudhah adalah sebuah area yang terletak di dalam Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Kata “Raudhah” berasal dari bahasa Arab yang berarti “taman”. Raudhah juga sering disebut sebagai “Taman Surga” karena keindahan dan keberkahan spiritual yang dikaitkan dengan tempat tersebut.

5# Raudhah

Raudhah dianggap sebagai salah satu tempat yang paling suci dan mustajab di dalam Masjid Nabawi. Raudhah merupakan area di antara mimbar Rasulullah Muhammad SAW dan makam beliau. Dianggap sebagai bagian dari surga di bumi, Raudhah merupakan salah satu tempat di mana doa-doa dan amalan yang dilakukan diterima dengan lebih baik oleh Allah SWT.

Area ini biasanya ramai dan diawasi oleh petugas keamanan untuk menjaga ketertiban dan memastikan kesempatan bagi semua peziarah untuk merasakan keberkahan dari tempat yang begitu istimewa ini.

 Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi umroh, pilihlah travel yang terpercaya dan memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Kiat Menuju Haji Mabrur dan Syarat Meraihnya

Kiat Menuju Haji Mabrur dan Syarat Meraihnya

Haji Mabrur adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada pelaksanaan ibadah haji yang diterima dan diterima oleh Allah SWT. Istilah “mabrur” berasal dari bahasa Arab yang artinya “diterima dengan baik” atau “diterima dengan penuh keberkahan”. 

Haji Mabrur mengacu pada haji yang dilakukan dengan niat yang ikhlas, diikuti dengan ketaatan dan kesungguhan dalam menjalankan seluruh kegiatan haji sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, haji tersebut juga harus bebas dari perbuatan dosa dan perilaku yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Haji Mabrur merupakan haji yang diterima oleh Allah SWT, dan diyakini akan mendatangkan banyak keberkahan dan ampunan bagi pelaksana haji. Seorang muslim yang telah melaksanakan haji mabrur diharapkan akan diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan pahala yang besar.

Baca juga: Pentingnya Manasik Bagi Jamaah Umroh dan Haji

Seseorang yang hajinya mabrur maka akan dibalas dengan surga. Seperti sabda Rasulullah: 

 الْحَجَّةُ الْمَبْرُورَةُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ 

Artinya: Tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali surga. (HR An-Nasa’i)

Namun, penilaian terhadap apakah haji seseorang dikategorikan sebagai haji mabrur sepenuhnya ada pada Allah SWT. Hanya Dia yang tahu hati dan niat sejati seseorang dalam menjalankan ibadah haji. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim yang melaksanakan haji untuk berupaya menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, ikhlas, dan mengikuti syariat islam dengan sebaik-baiknya.

Syarat-Syarat Untuk Meraih Haji Mabrur

1# Luruskan Niat

Hal yang pertama yang menjadi syarat haji mabrur adalah niat. Jamaah harus meluruskan niat dengan benar-benar menunaikan ibadah haji karena Allah semata. Perintah untuk menunaikan haji memang semata dikerjakan karena perintah Allah SWT, tanpa ada niatan lainya. Jangan pernah berfikir menunaikan haji hanya karena ingin dipuji, menaikan status sosial apa lagi pamer kesalehan.

2# Lebih mendalami arti dari haji (mulai dari rukun dan wajib haji)

Seorang jamaah haji perlu untuk memahami tentang filosofi haji dari mulai rukun, wajib haji dan yang berkaitan dengan haji. Serta jamaah juga paham dengan doa-doa dalam haji. Seperti jamaah memahami filosofi sa’i yang diadopsi dari moment siti hajar ketika mencari air untuk Nabi Ismail AS. Semua itu bertujuan agar lebih menghayati dan khusyu’ dalam melaksanakan setiap tahapan ibadah haji. 

Baca juga: Perlengkapan Umroh Untuk Laki-Laki yang Harus Disiapkan

3# Menuju menjadi yang lebih baik

Haji mabrur merupakan haji yang tidak tercampur dengan kemaksiatan. Dilihat dari kata Al-Mabrur yang diambil dari kata al-birr, memiliki arti ketaatan. Jadi haji mabrur adalah haji yang dikerjakan dengan penuh ketaatan serta tidak melakukan dosa.

Setelah melaksanakan haji, seorang muslim berusaha menjadi pribadi yang baik, tidak lagi melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan dahulu, menghindari semua larangan dan lebih taat dalam menjalan perintah Allah. 

Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu dalam mencapai haji mabrur, pada akhirnya hanya Allah SWT yang menentukan penerimaan haji. Yang terpenting adalah melakukan haji dengan niat yang ikhlas, mengikuti tata cara yang benar, dan terus berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan haji yang diterima dan berkah.

Jika jamaah memiliki rencana untuk pergi umroh, pilihlah travel yang terpercaya dan memiliki track record yang sudah terjamin. Almira Travel hadir untuk muslim Indonesia sebagai travel umroh dan haji terbaik, terpercaya, aman dan amanah. Travel kami telah lama melayani jamaah untuk menemani ibadah suci mereka.

Lempar Jumrah Dan Waktu Pelaksanaanya

Lempar Jumrah Dan Waktu Pelaksanaanya

Lempar jumrah – Dalam ibadah haji, salah satu rangkaian haji yang paling mencolok dan penting adalah lempar Jumroh. Ritual ini dilakukan dengan melempar batu ke tiga tiang. Meskipun terlihat sebagai tindakan fisik sederhana, lempar Jumroh memiliki makna simbolis yang dalam  ibadah haji.

Lempar Jumrah dilakukan sebagai tindakan simbolis mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS ketika dia menolak godaan setan dalam ujian yang diberikan kepadanya oleh Allah. Ritual ini mengingatkan jamaah haji akan keberanian dan keteguhan iman Nabi Ibrahim AS dalam menghadapi cobaan dan menolak godaan.

Baca juga: Berikut Rukun Haji yang Wajib Dikerjakan

Lempar Jumrah Adalah

Lempar Jumrah adalah melempar kerikil ke arah jumrah Sugra, Wustha dan Kubra dengan niatan untuk mengenai pilar marmer. Seperti hadits Rasulullah dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma saat menceritakan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,

عن ابن عباس رضي الله عنهما رفعه إلى النبي ‘ قال :” لما أتى إبراهيم خليل الله المناسك عرض له الشيطان عند جمرة العقبة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثانية فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ، ثم عرض له عند الجمرة الثالثة فرماه بسبع حصيات حتى ساخ في الأرض ” قال ابن عباس : الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون

Dari Ibnu Abbas radhiyallallahu’anhuma, beliau menisbatkan pernyataan ini kepada Nabi, “Ketika Ibrahim kekasih Allah melakukan ibadah haji, tiba-tiba Iblis menampakkan diri di hadapan beliau di jumrah’Aqobah. Lalu Ibrahim melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah . Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jumrah yang kedua. Lalu Ibrahim melempari setan itu kembali dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah. Kemudian Iblis menampakkan dirinya kembali di jumrah ketiga. Lalu Ibrahim pun melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu masuk ke tanah“.

Ibnu Abbas kemudian mengatakan,

الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون

“Kalian merajam setan, bersamaan dengan itu (dengan melempar jumrah) kalian mengikuti agama ayah kalian Ibrahim“.

Hukum Melempar Jumrah

Mayoritas ulama telah setuju tentang hukum melempar jumrah adalah wajib haji, dan bukan termasuk rukun haji. Jadi ketika jamaah meninggalkan wajib haji satu ini maka dikenakan denda atau harus membayar dam.

Baca juga: 8 Tips agar Tidak Tersesat selama Haji

Waktu Melempar Jumrah

Waktu Melempar Jumrah dimulai dari tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah) pada tanggal 10 Dzulhijjah dapat dilakukan sejak tengah malam, namun lebih baiknya dikerjakan setelah Matahari terbit. Serta jika melihat terlalu padatnya jamaah haji yang ingin melakukan, bisa dikerjakan pada waktu siang hari.

Sedangkan pada hari tasyrik (11,12 dan 13 Dzulhijjah) jamaah bisa memulai lembar jumrah setelah tergelincirnya Matahari. Ada beberapa ulama dari kalangan Mazhab Syafi’i seperti Imam Rafi’i dan Imam Isnawi, memperbolehkan melakukan lempar jumrah sejak terbitnya fajar ( namun sebagian ulama menganggap pendapat ini lemah).

Pada dasarnya pemerintahan Arab Saudi telah memberikan jadwal untuk jamaah haji setiap negara untuk melakukan lempar jumrah. Mengingat begitu padatnya jamaah haji, untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kenyamanan bersama.

Pengertian Wukuf dan Pelaksanaanya

Pengertian Wukuf dan Pelaksanaanya

Wukuf adalah salah satu ritual penting dalam ibadah haji, yang dilakukan oleh jamaah haji di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam bulan haji. Ritual wukuf ini merupakan bagian terpenting dalam rangkaian ibadah haji, dan dianggap sebagai puncak ibadah haji.

Seperti hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami berikut ini.

 عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْمَرَ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَاهُ نَاسٌ فَسَأَلُوهُ عَنْ الْحَجِّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ رواهأحمد وأبو داود والترمذى والنسائى وابن ماجه والحاكم والبيهقى والديلمى 

Artinya, “Dari sahabat Abdurrahman bin Ya’mar ra, aku menyaksikan Rasulullah saw didatangi para sahabat. Mereka bertanya kepada perihal haji. Rasulullah saw menjawab, ‘Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha), maka sempurnalah hajinya,'” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami).

Baca juga: Makna Haji Mabrur yang Sesungguhnya

Pengertian Wukuf di Arafah

Kata wukuf berarti berhenti. Secara istilah berdiam atau berhenti di Arafah dalam keadaan berihram walaupun sebentar, diantara tergelincirnya matahari pada hari arafah 9 Dzulhijja sampai terbitnya matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah (hari nahar).

Wukuf merupakan salah satu dari rukun haji, jadi jamaah harus mengerjakannya jika ditinggalkan maka hajinya tidak sah. Pelaksanaan wukuf, jamaah haji berkumpul di Padang Arafah, sebuah dataran luas yang terletak di tenggara Masjidil Haram. 

Selama waktu wukuf, jamaah haji berdiri di tempat yang dipilih di Padang Arafah dan melakukan berbagai amalan, seperti berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, bersholawat dan merenungkan makna haji.

Wukuf di Padang Arafah memiliki makna simbolis yang dalam dalam ibadah haji. Padang Arafah dianggap sebagai tempat di mana Adam dan Hawa dipertemukan setelah diusir dari surga. Selama wukuf, jamaah haji berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan, dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.

Wukuf di Padang Arafah memiliki keutamaan khusus. Rasulullah SAW bersabda bahwa wukuf di Arafah adalah “haji” dan merupakan puncak ibadah haji. Dalam waktu dan tempat tersebut, jamaah haji berharap agar dosa-dosa mereka diampuni, keinginan mereka dikabulkan, dan mereka diberkahi dengan ketakwaan dan keberkahan. Wukuf dianggap sebagai momen yang sangat berharga dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Pelaksanaan Wukuf

Wukuf dilaksanakan setelah khutbah wukuf dan shalat jamak qashar taqdim Dzuhur dan Ashar. Jamaah yang sedang mengerjakan wukuf harus dalam keadaan tenang, khusyu’ dan tawadhu’ kepada Allah. 

Selama pelaksanaan wukuf jamaah bisa memperbanyak membaca dzikir, shalawat, istighfar dan doa yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Wukuf bisa dikerjakan sendiri maupun berjamaah. 

Tidak disyaratkan untuk melaksanakan wukuf harus suci dari hadats kecil dan besar, jadi perempuan haid atau nifas dapat ikut serta untuk melaksanakan wukuf

Berikut Larangan Ibadah Haji yang Wajib Dipatuhi

Berikut Larangan Ibadah Haji yang Wajib Dipatuhi

Larangan ibadah haji – Setiap ibadah pasti memiliki larangan yang harus dihindari, begitu pula ibadah haji juga memiliki larangan yang harus dihindari. Sedangkan haji dan umroh memiliki kesamaan dalam larangan-larangannya.

Seperti yang diketahui bahwa rukun pertama dari haji adalah ihram, secara bahasa ihram artinya “pengharaman” yang dapat dimaknai dengan diharamkan terhadap sesuatu. Sedangkan rukun yang terakhir adalah Tahalul yang artinya “Penghalalan”

Ketika jamaah melakukan niat ihram di tempat miqat, maka hal-hal yang dilarang harus dihindari. Hal ini juga ada di ibadah lainya seperti sholat, di luar sholat boleh berbicara dan larangan sholat lainya, namun ketika telah membaca takbiratul ihram otomatis berbicara menjadi haram dan menjadikan shalat seseorang tidak sah, menjadi halal ketika telah mengucapkan salam.

Berikut larangan yang harus dihindari ketika melaksanakan ibadah haji:

Larangan Ibadah Haji

Laki-laki dan perempuan memiliki larangan yang berbeda, contohnya wanita boleh menggunakan pakaian berjahit sedangkan laki-laki tidak diperbolehkan, berikut larangan haji yang digolongkan dengan jenis kelamin:

Larangan haji bagi perempuan

  • Menggunakan Sarung Tangan
  • Menutup Wajah/muka

Larangan haji bagi laki laki

  • Memakai Alas Kaki yang Tertutup Hingga Mata Kaki
  • Mengenakan Pakaian Berjahit
  • Menutupi Kepala

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنَ الثِّيَابِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ يَلْبَسُ الْقُمُصَ وَلاَ الْعَمَائِمَ وَلاَ السَّرَاوِيلاَتِ وَلاَ الْبَرَانِسَ وَلاَ الْخِفَافَ ، إِلاَّ أَحَدٌ لاَ يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ ، وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ ، وَلاَ تَلْبَسُوا مِنَ الثِّيَابِ شَيْئًا مَسَّهُ الزَّعْفَرَانُ أَوْ وَرْسٌ »

“Wahai Rasulullah, bagaimanakah pakaian yang seharusnya dikenakan oleh orang yang sedang berihram (haji atau umrah, -pen)?”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh mengenakan kemeja, sorban, celana panjang kopiah dan sepatu, kecuali bagi yang tidak mendapatkan sandal, maka dia boleh mengenakan sepatu. Hendaknya dia potong sepatunya tersebut hingga di bawah kedua mata kakinya. Hendaknya dia tidak memakai pakaian yang diberi za’faran dan wars (sejenis wewangian, -pen).” (HR. Bukhari no. 1542)

Baca juga: Jenis-jenis Tawaf, Muslim Wajib Tahu

Larangan haji bagi laki laki dan perempuan

Selain larangan yang khusus, berikut larangan yang harus di jauh baik itu laki-laki ataupun perempuan:

  • Mencukur atau Mencabut Rambut di Badan
  • Menggunakan Parfum atau Wangi-wangian
  • Bermesraan/Bercumbu rayu dan Berhubungan Suami Istri
  • Menggunting Kuku jari
  • Membunuh binatang buruan atau menyakitinya, kecuali binatang yang membahayakan
  • Merusak Tanaman
  • Melamar, Menikah atau Menikahkan

Meskipun dalam keadaan halal ada larangan haji yang tetap harus dipatuhi seperti: mengganggu binatang buruan, memotong, memetik tumbuhan yang ditanam orang lain. Mengambil barang temuan tanpa ada niatan untuk mengumumkan agar diambil lagi oleh pemilik barang.

Larangan haji yang harus dipatuhi akan menjadi halal setelah melaksanakan tahallul. Tahallul yang artiya penghalalan suatu pekerjaan yang awalnya dilarang menjadi halal. Tahallul terbagi menjadi 2, tahallul ashghar (kecil) dan tahallul akbar (besar).

Tahallul ashghar atau kecil bila jamaah telah melaksanakan dua perkara dari tiga perkara yaitu, mencukur rambut paling sedikit 3 helai, melempar jumrah aqabah dan tawaf ifadhah. Jika telah melaksanakan tahallul ashghar jamaah diperbolehkan melakukan sebagian hal-hal yang dilarang seperti menggunakan parfum atau wangi-wangian, memakai pakain berjahit dan lainya kecuali melakukan hubungan suami istri.

Selanjutnya Tahallul akbar atau besar, bila jamaah telah melaksanakan tahallul akbar maka diperbolehkan mengerjakan semua yang larangan haji.

Jenis-jenis Tawaf, Muslim Wajib Tahu

Jenis-jenis Tawaf, Muslim Wajib Tahu

Tawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf. Perintah untuk melakukan tawaf termaktub dalam AL-Qur’an:

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).”

Jenis Jenis Tawaf 

Dalam Tuntunan Manasik Haji Dan Umroh dari Kemenag menjelaskan bahwa ada lima jenis tawaf. Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah. 

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga ada tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf sunnah.

1# Tawaf Rukun

Karena termasuk dalam rukun haji dan umroh, maka tawaf tidak boleh ditinggalkan untuk jamaah yang sedang melaksanakan haji dan umroh. 

Tawaf rukun terbagi menjadi dua, ada tawaf rukun ibadah haji atau biasanya disebut tawaf ifadah atau tawaf ziarah dan ada tawaf rukun ibadah umroh. Jadi tawaf ifadah wajib dikerjakan karenakan termasuk dari rukun ibadah Haji. 

Waktu yang utama mengerjakan tawaf ifadah adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah lebih tepatnya setelah tengah malam 10 Dzulhijjah atau sesudah keluar matahari 10 Dzulhijjah atau sesudah terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijjah. Tawaf ifadah dikerjakan ketika sesudah melempar jumrah aqabah. 

Sedangkan untuk batas akhir pelaksanaan tawaf ifadah tidak ada batas, namun lebih baik dikerjakan sebelum hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Baca Juga: Mengenal Tawaf Ifadah Dalam Ibadah Haji

2# Tawaf Sunnah

Tawaf sunnah adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.

Tawaf sunnah tidak wajib dikerjakan karena bukan termasuk dalam rukun haji dan umroh, tapi tetap untuk dianjurkan dikerjakan. 

Sedangkan tawaf yang wajib dikerjakan ada 4 macam, tawaf qudum, tawaf nadzar, tawaf ifadah, dan tawaf wada, dan beberapa ulama berpendapat bahwa tawaf wada sunnah untuk dikerjakan. Selain keempat tawaf tersebut dihukumi sunnah.

Tidak ada batasan waktu untuk pelaksanaan dalam tawaf sunnah, jamaah bisa mengerjakan tawaf ini kapan saja setiap ada kesempatan.

Baca juga: Penjelasan Tawaf Sunnah Dalam Haji Dan Umroh

3# Tawaf Qudum Adalah

Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Pada umumnya tawaf qudum dikerjakan pada hari pertama saat jamaah baru datang di kota Makkah. Tujuan dari tawaf qudum ini untuk penghormatan seorang muslim terhadap Baitullah karena baru tiba di kota Makkah.

Hukum mengerjakan tawaf qudum adalah sunnah. Tawaf qudum bukan termasuk dalam rukun umroh dan haji jadi mengerjakanya tidak wajib. 

Tawaf qudum ini biasanya dikerjakan oleh jamaah yang sedang melakukan haji ifrad dan haji qiran. Yang dimaksud haji ifrad adalah seseorang hanya melakukan haji saja tanpa melakukan umroh, sedangkan haji qiran ialah seseorang melakukan haji bersamaan dengan ibadah umroh, melakukan dengan sekali niat.

Baca juga: Apa Itu Tawaf Qudum ? Berikut Penjelasanya

4# Tawaf Nazar

Tawaf nazar wajib dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan, sesuai dengan namanya tawaf ini karena amalan yang dinazarkan. Sedangkan untuk waktunya bisa kapan saja tidak dibatasi waktu. 

5# Tawaf Wada’

Secara bahasa wada’ memiliki arti perpisahan. Tawaf wada’ adalah tawaf perpisahan dan sebagai penghormatan terakhir kepada Baitullah, tawaf wada’ dikerjakan sebagai bentuk perpisahan dengan Baitullah dan juga Mekkah.

Selain itu mengerjakan tawaf wada’ juga bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan nikmat atas semua rangkaian ibadah yang sudah diselesaikan. Serta dalam tawaf wada’ juga tempat untuk berdoa agar diberikan keselamatan ketika perjalanan pulang.

Syarat Sah Tawaf Qudum

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Sunnah Tawaf

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang di bawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki  jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.
Mengenal Sa’i Dalam Haji dan Umroh

Mengenal Sa’i Dalam Haji dan Umroh

Haji merupakan salah satu acara paling penting dalam kalender Islam. Ini adalah kewajiban wajib bagi semua orang Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melakukannya setidaknya sekali dalam hidup mereka. 

Haji melibatkan serangkaian ritual dan praktik yang melambangkan hubungan yang dalam antara umat Muslim dengan Sang Pencipta. Rukun Haji adalah serangkaian ritual yang harus dilakukan setiap jamaah haji selama perjalanan haji.

Rukun haji adalah serangkaian tindakan ritual yang harus dilakukan oleh setiap jamaah haji yang melakukan ibadah haji di Makkah. Rukun haji terdiri dari enam hal yang wajib dilakukan, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, tahallul dan tertib. 

Baca juga: Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Setiap rukun haji memiliki makna dan nilai yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim, sehingga setiap jamaah haji diharapkan untuk melaksanakannya dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Salah satu rukun haji dan umroh adalah sa’i, yang dimaksud sa’i adalah berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah yang disebut Sa’i. Tidak ada doa yang diwajibkan di dalam Sa’i jadi jama’ah bisa memanjatkan doa yang di inginkan. 

Syarat sa’i iyalah memulai dari bukit Shafa dan mengakhiri di bukit Marwah, berjalan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali dan dari Marwah ke bukit Shafa dihitung satu kali juga.

Hukum Sa’i Dalam Umroh dan Haji

Banyak pendapat untuk rukun satu ini, menurut Imam Maliki, Imam Hambali dan Imam Syafi’i termasuk dalam rukun haji dan umroh yang jika ditinggalkan maka haji dan umroh tidak sah. Imam Hanafi berpendapat sa’i termasuk dalam wajib haji, jika ditinggalkan maka jamaah harus membayar denda atau dam.

Syarat Sa’i 

  • Didahului dengan thawaf; 
  • Dimulai dari bukit safa dan berakhir di bukit Marwah; 
  • Menyempurnakan tujuh kali perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya dihitung satu kali perjalanan; 
  • Dilaksanakan di tempat Sa’i

Hikmah Sa’i 

Mengikuti jejak Nabi Ibrahim, Sa’i merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah yang dilakukan untuk mengenang perjuangan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Dalam sejarah Islam, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan istrinya dan putranya, Ismail, di lembah Makkah yang kering. Dalam pencarian air, Siti Hajar berlari antara bukit Safa dan Marwah tujuh kali. Sa’i adalah cara untuk mengikuti jejak mereka dan menghormati perjuangan dan ketabahan mereka.

Sa’i merupakan simbol pengorbanan dan kesabaran, melalui sa’i, umat Muslim diajarkan nilai-nilai pengorbanan dan kesabaran. Sa’i melibatkan perjalanan berulang kali antara Safa dan Marwah yang melambangkan ketabahan dan keteguhan dalam mencari sesuatu yang diinginkan. Ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup, serta untuk terus berusaha dengan penuh kesabaran dan keyakinan.

Peningkatan ketaqwaan dan kesadaran spiritual, sa’i adalah salah satu aspek ibadah yang memperkuat ketakwaan dan kesadaran spiritual seseorang. Ketika seseorang berlari antara Safa dan Marwah, itu menjadi momen introspeksi dan refleksi diri. Sa’i mengingatkan kita akan sifat fana dunia ini dan pentingnya mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam prosesnya, umat Muslim dapat merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan dan berupaya untuk menjadi hamba yang lebih baik.

Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Tawaf wada adalah – Salah satu dari beberapa rangkaian rukun ibadah haji dan ibadah umroh adalah tawaf dan salah satunya adalah tawaf wada.

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf.

Tawaf sendiri memiliki beberapa jenis, ada yang berpendapat 4 dan ada juga yang berpendapat 5, dilansir dari tuntunan manasik haji dan umroh dari Kemenag tawaf ada 5 jenis, tawaf rukun, tawaf qudum, tawaf wada’, tawaf sunnah dan tawaf nazar.

Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah. 

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga tawaf sunnah Tawaf adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf wada’.

Baca Juga: Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Tawaf Wada Adalah

Tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Tawaf ini menjadi amalan terakhir untuk ibadah haji dan umroh. Sedangkan untuk proses pelaksanaanya tidak jauh beda dengan tawaf pada umumnya. Yaitu mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali.

Dari  Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah (dengan thawaf wada’) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haidh.” (HR. Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 1328).

Tawaf Wada Umrah Hukumnya

Ada perbedaan pendapat untuk hukum tawaf wada’, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum tawaf wada’ wajib bagi jamaah haji yang akan meninggalkan kota mekkah. Jika ditinggalkan maka wajib membayar dam satu ekor kambing.

Sedangkan untuk wanita yang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk tawaf wada’, penghormatan kepada Baitullah cukup diganti dengan berdoa didepan gerbang Masjidil Al-Haram.

Selain itu Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Mundzir berpendapat tawaf wada’ hukumnya sunnah. Jika ditinggalkan maka tidak harus membayar dam.

Syarat Sah Tawaf Wada

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Sunnah Tawaf Wada

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang di bawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki  jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.
Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Haji, perjalanan suci yang dilakukan oleh umat Islam ke Mekah, merupakan momen yang penuh makna dan kebahagiaan. Setiap tahunnya, jutaan orang dari berbagai penjuru dunia memadati kota suci tersebut untuk menunaikan ibadah yang diwajibkan oleh Allah. Haji memiliki banyak keutamaan, seperti hadis berikut ini:

أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ 

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Umrah ke umrah merupakan kafarat (dosa) diantara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga,’” (HR Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

Hadits diatas menyebut salah satu dari sekian banyak keutamaan haji, tidak tanggung tanggung jika ada seorang muslim mendapatkan haji yang mabrur maka surga menjadi hadiahnya. 

Baca juga: Pengertian Tahallul dan Macam-Macamnya

Macam-Macam Haji dan Pengertiannya

Haji merupakan salah satu ibadah membutuhkan fisik dan mental yang banyak, mengingat rangkaian ibadah haji cukup melelahkan dan memerlukan dana yang banyak pula. Jika dilihat dari pelaksanaanya haji akan terbagi menjadi 3 haji ifrad, haji tamattu’ dan haji qiran. Berikut penjelas lebih lengkapnya:

1. Haji Ifrad

Secara bahasa Ifrad memiliki arti menyendiri. Haji Ifrad merupakan salah satu jenis haji yang dilakukan secara mandiri. Pada jenis haji ini, jamaah hanya menunaikan ibadah haji saja tanpa menyertakan umrah. 

Jamaah yang melakukan haji ifrad tidak dikenakan dam. Pelaksanaanya jamaah menunaikan ibadah haji terlebih dahulu (di bulan haji) lalu melakukan umroh di luar bulan haji. Jamaah diharuskan untuk mengambil ihram kembali untuk melaksanakan umroh.

2. Haji Tamattu

Kata tamattu’ yang memiliki arti bersenang-senang. Haji tamattu’ adalah jamaah melaksanakan umroh terlebih dahulu pada bulan haji, kemudian berihram untuk melakukan ibadah haji. 

Jamaah melakukan umroh pada bulan haji, setelah melakukan serangkaian rukun umroh hingga tahallul maka jamaah bisa melepaskan ihram dan melakukan. Lalu pada tanggal 8 Dzulhijjah melaksanakan ihram kembali untuk melaksanakan haji secara sempurna. Jika melakukan haji jenis ini jamaah akan dikenakan dam.

3. Haji Qiran

Kata qiran yang memiliki arti bersamaan, jadi melaksanakn ibadah haji bersamaan dengan ibadah umroh. Haji Qiran merupakan gabungan antara umrah dan haji dalam satu perjalanan tanpa melepas ihram. Setelah menunaikan umrah, jamaah tetap berada dalam keadaan ihram untuk langsung melanjutkan haji. Namun tetap jamaah yang melaksanakan haji qiran akan dikenakan dam.