Mengenal Tawaf Ifadah Dalam Ibadah Haji

Mengenal Tawaf Ifadah Dalam Ibadah Haji

Tawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf. Tawaf menjadi salah satu rukun haji dan umroh yang tidak bisa ditinggalkan, jika ditinggalkan maka haji dan umroh jamaah menjadi batal.

Tawaf sendiri memiliki beberapa jenis, ada yang berpendapat 4 dan ada juga yang berpendapat 5, dilansir dari tuntunan manasik haji dan umroh dari Kemenag tawaf ada 5 jenis, tawaf rukun, tawaf qudum, tawaf wada’, tawaf sunnah dan tawaf nazar.

Baca Juga: Penjelasan Tawaf Sunnah Dalam Haji Dan Umroh

Pengertian Tawaf Ifadah Adalah

Karena termasuk dalam rukun haji dan umroh, maka tawaf tidak boleh ditinggalkan untuk jamaah yang sedang melaksanakan haji dan umroh.

Seperti yang disebut di atas, tawaf terbagi menjadi 5 jenis, tawaf rukun, tawaf qudum, tawaf wada’, tawaf sunnah dan tawaf nazar. Tawaf rukun terbagi menjadi dua, ada tawaf rukun ibadah haji atau biasanya disebut tawaf ifadah atau tawaf ziarah dan ada tawaf rukun ibadah umroh. Jadi tawaf ifadah wajib dikerjakan karenakan termasuk dari rukun ibadah Haji.

Waktu yang utama mengerjakan tawaf ifadah adalah pada tanggal 10 Dzulhijjah lebih tepatnya setelah tengah malam 10 Dzulhijjah atau sesudah keluar matahari 10 Dzulhijjah atau sesudah terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijjah. Tawaf ifadah dikerjakan ketika sesudah melempar jumrah aqabah.

Sedangkan untuk batas akhir pelaksanaan tawaf ifadah tidak ada batas, namun lebih baik dikerjakan sebelum hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

Syarat sah tawaf Ifadah

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Hukum Tawaf Ifadah

Hukum tawaf ifadah sendiri merupakan wajib, jika ditinggalkan maka ibadah haji yang dikerjakan akan batal. Hal ini didasarkan dari firman Allah yang berbunyi:

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah).” (QS Al-Hajj: 29).

Sunnah Tawaf

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang dibawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.

Yang pada dasarnya tawaf ifadah adalah tawaf yang ada di dalam rukun haji. Sedangkan proses pengerjaannya sama seperti tawaf pada umumnya, tidak ada yang beda.

Penjelasan Tawaf Sunnah Dalam Haji Dan Umroh

Penjelasan Tawaf Sunnah Dalam Haji Dan Umroh

Salah satu dari beberapa rangkaian rukun ibadah haji dan ibadah umroh adalah tawaf dan salah satunya adalah tawaf sunnah.

Baca Juga: Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf. Perintah untuk melakukan tawaf termaktub dalam AL-Qur’an:

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).”

Dalam Tuntunan Manasik Haji Dan Umroh dari Kemenag menjelaskan bahwa ada lima jenis tawaf. Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah.

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga ada tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf sunnah.

Tawaf Sunnah Adalah

Tawaf sunnah adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.

Tawaf sunna tidak wajib dikerjakan karena bukan termasuk dalam rukun haji dan umroh, tapi tetap untuk dianjurkan dikerjakan.

Sedangkan tawaf yang wajib dikerjakan ada 4 macam, tawaf qudum, tawaf nadzar, tawaf ifadah, dan tawaf wada, dan beberapa ulama berpendapat bahwa tawaf wada sunnah untuk dikerjakan. Selain keempat tawaf tersebut dihukumi sunnah.

Tidak ada batasan waktu untuk pelaksanaan dalam tawaf sunnah, jamaah bisa mengerjakan tawaf ini kapan saja setiap ada kesempatan.

Lafal Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Lafal Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh – Ihram termasuk dalam salah satu rukun umroh dan haji. Rukun perkara yang penting tidak bisa ditinggalkan, jika ditinggalkan maka ibadah haji dan umroh tidak sah. Diantara sunnah sebelum ihram adalah mandi, selain itu ada menggunakan minyak wangi, memotong kuku serta mencabut/mencukur bulu.

Baca Juga: 9 Sunnah Umroh yang Dianjurkan

Proses mandi ihram bukan hanya sekedar seperti mandi biasa, mandi sebelum ihram termasuk dalam kategori ibadah dan kebersihan, serta jangan lupa diniatkan untuk membesarkan Allah SWT melalui ibadah umroh maupun haji.

Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Berikut merupakan lafal niat mandi sebelum ihram:

نَوَيْتُ غُسْلَ الِإحرَام سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu ghuslal ihrāmi sunnatan lilāhi ta‘ālā.

Artinya, “Saya niat mandi ihram sunnah karena Allah SWT.”

Mandi ihram dikerjakan sebelum melaksanakan ihram, jadi sebelum melakukan niat ihram jamaah disunahkan untuk melakukan mandi terlebih dahulu. Kesunnahan mandi sebelum ihram ini bisa dikerjakan ketika ibada umrah maupun ibadah haji.

Sedangkan ketentuan lainya sama halnya ketika mandi junub, seperti syarat-syarat mandi wajib:

  1. Niat yang diucapkan dalam hati
  2. Islam
  3. Berakal dan sehat
  4. Air yang digunakan suci dan mensucikan serta mubah
  5. Tidak ada suatu perkara yang mencegah dan menghalangi sampainya air ke kulit.

FAQ

Kapan mandi ihram dilaksanakan?

Mandi ihram bisa dikerjakan ketika sebelum melakukan niat ihram, bisa jamaah melakukan mandi di kamar hotel sebelum pergi untuk mengambil niat ihram di miqat.

Apakah umroh harus mandi besar?

Salah satu dari sunnah umroh iyalah mandi ihram, mandi yang dikerjakan sebelum melaksanakn niat ihram. untuk tata caranya sama dengan melaksanakan mandi junub

Apakah wajib mandi sebelum ihram?

Tidak wajib, mandi sebelum melaksanakan niat ihram tidak dihukumi wajib melainkan sunnah saja.

Apa Itu Miqat Zamani dan Miqat Makani Dalam Haji dan Umroh

Apa Itu Miqat Zamani dan Miqat Makani Dalam Haji dan Umroh

Miqat Zamani dan Miqat Makani – Miqat merupakan suatu ketentuan waktu dan tempat yang telah ditetapkan oleh ALlah dan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan Haji dan Umrah. Miqat sendiri terbagi menjadi dua, miqat zamani dan miqat makani.

Apa Itu Miqat Zamani

Merupakan ketentuan waktu dalam umrah tidak ada batas, entah itu bulan Ramadhan, Syawal maupun bulan lainya. Lain halnya dengan Haji yang memiliki ketentuan waktu di bulan tertentu. Umrah dapat dilaksanakan sepanjang masa selagi memenuhi syarat-syarat umrah.

Sedangkan untuk miqat zamani dalam haji, dilansir dari buku manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag dimulai dari 1 Syawal terbit fajar hingga 10 Dzulhijjah.

Baca Juga: Larangan Ihram Bagi Perempuan dan Laki-Laki

Apa Itu Miqat Makani

Miqat makani Merupakan ketentuan tempat sebagai awal melakukan ihram untuk jamaah yang akan melaksanakan umrah, yang mana sudah ditetapkan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW. Miqat makani terdiri dari Dzul Hulaifah, Al-Juhfah, Qarnul Manazil, Yalamlam dan Dzatu ‘Irq. Tempat tersebut bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari no. 1524 dan Muslim no. 1182.

1. Dzul Hulaifah

Dzul Hulaifah atau disebut Bir ‘Ali merupakan miqat bagi penduduk Madinah atau jamaah yang berangkatnya melalui kota Madinah, jarak Bir ‘Ali dari kota Makkah sekitar 450 Km.

2. Al-Juhfah

Al-Juhfah merupakan miqat bagi penduduk Maroko, Mesir, Syam dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Al-Juhfah terletak di kota Rabigh, jarak Al-Juhfah dari kota mekah sekitar 183 km

3. Qarnul Manaazil

Qarnul Manazil merupakan miqat bagi penduduk Najed (wilayah bagian timur jazirah Arab) dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Qarnul Manazil atau dikenal dengan nama as-Sail al-Kabir, jarak as-Sail al-Kabir dari kota mekah sekitar 75 km

4. Yalamlam

Yalamlam merupakan miqat bagi penduduk Yaman dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Yalamlam atau dikenal dengan nama as-Sa’adiyyah, jarak as-Sa’adiyyah dari kota mekah sekitar 92 km.

5. Dzatu ‘Irq

Dzatu ‘Irq merupakan miqat bagi penduduk iraq dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Dzatu ‘Irq atau dikenal dengan nama adh-Dharibah, jarak adh-Dharibah dari kota mekah sekitar 94 km.

Dikutip dari buku manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag miqat jamaah haji Indonesia sebagai berikut :

  • Miqat makani jamaah haji gelombang I (pertama) yang datang dari Madinah adalah Zulhulaifah (Bir Ali).
  • Miqat makani jamaah haji gelombang II (kedua) yang turun di Jeddah memiliki beberapa opsi untuk mengambil miqat, yaitu:
    • Di Asrama haji embarkasi Indonesia;
    • Miqat makani selanjutnya didalam pesawat ketika sedang melintas di atas Yalamlam atau Qarnul manazil. Namun pengucapan niat harus disegerakan, karena kecepatan pesawat lebih dari 800 km/jam, atau 1 km/detik.
    • Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Sesuai ketentuan fatwa MUI pada 28 Maret 1980 dikukuhkan kembali oleh MUI pada tanggal 19 September 1981, bahwa Bandara King Abdul Aziz, Jeddah di jadikan tempat miqat rakyat Indonesia. Sekarang pihak saudi sudah menerapkan percepatan keberadaan dibandara atau disebut fast track sehingga tidak bisa berlama lama di bandara, jadi jamaah dianjurkan menggunakan kain ihram dari asrama haji embarkasi.
Larangan Ihram Bagi Perempuan dan Laki-Laki

Larangan Ihram Bagi Perempuan dan Laki-Laki

Larangan Ihram Bagi Perempuan dan Laki-Laki – Setiap ibadah pasti memiliki larangan yang harus dihindari, begitu pula ibadah umrah juga memiliki larangan yang harus dihindari. Sedangkan haji dan umroh memiliki kesamaan dalam larangan-larangannya.

Seperti yang diketahui bahwa rukun pertama dari umrah adalah ihram, secara bahasa ihram artinya “pengharaman” yang dapat dimaknai dengan diharamkan terhadap sesuatu. Sedangkan rukun yang terakhir adalah Tahalul yang artinya “Penghalalan”.

Ketika jamaah melakukan niat ihram di tempat miqat, maka hal-hal yang dilarang harus dihindari. Hal ini juga ada di ibadah lainya seperti sholat, di luar sholat boleh berbicara dan larangan sholat lainya, namun ketika telah membaca takbiratul ihram otomatis berbicara menjadi haram dan menjadikan shalat seseorang tidak sah, menjadi halal ketika telah mengucapkan salam.

Baca juga: Bacaan Talbiyah Umroh, Haji Serta Waktu Membacanya

Berikut larangan yang harus dihindari ketika melaksanakan ibadah umrah:

Larangan ihram bagi perempuan

  • Menggunakan Sarung Tangan
  • Menutup Wajah/muka
  • Mencukur atau Mencabut Rambut di Badan
  • Menggunakan Parfum atau Wangi-wangian
  • Bermesraan/Bercumbu rayu dan Berhubungan Suami Istri
  • Menggunting Kuku jari
  • Membunuh binatang buruan atau menyakitinya, kecuali binatang yang membahayakan
  • Merusak Tanaman
  • Melamar, Menikah atau Menikahkan

Larangan ihram bagi laki laki

  • Memakai Alas Kaki yang Tertutup Hingga Mata Kaki
  • Mengenakan Pakaian Berjahit
  • Menutupi Kepala
  • Mencukur atau Mencabut Rambut di Badan
  • Menggunakan Parfum atau Wangi-wangian
  • Bermesraan/Bercumbu rayu dan Berhubungan Suami Istri
  • Menggunting Kuku jari
  • Membunuh binatang buruan atau menyakitinya, kecuali binatang yang membahayakan
  • Merusak Tanaman
  • Melamar, Menikah atau Menikahkan
Bacaan Talbiyah Umroh, Haji Serta Waktu Membacanya

Bacaan Talbiyah Umroh, Haji Serta Waktu Membacanya

Bacaan talbiya – Membaca talbiyah merupakan salah satu kebiasaan Nabi Ibrahim AS. Talbiyah bukan hanya sekedar bacaan, namun sebuah bentuk pernyataan sakral dari seorang hamba kepada Allah SWT. Dari banyak kegiatan umroh dan haji, jamaah dianjurkan untuk mengucapkan talbiyah setelah melakukan niat ihram.

Pengertian Talbiyah

Menurut bahasa talbiyah memiliki arti pemenuhan, pengabulan terhadap panggilan dengan ikhlas dan jawaban.

Sedangkan talbiyah menurut istilah merupakan ungkapan sebuah kalimat yang diucapkan karena telah memenuhi panggilan Allah dalam keadaan ihram umrah dan haji.

Baca juga: Niat Dan Tata Cara Badal Umroh Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Hukum Membaca Talbiyah

Hukum membaca talbiah sendiri sangat beragam, menurut Mazhab Hanafi membaca talbiyah termasuk dalam syarat sah ihram, yang artinya jika ditinggalkan maka haji atau umrah seseorang tidak sah.

Mazhab maliki berpendapat bahwa membaca talbiyah wajib, perkara wajib jika ditinggalkan mendapatkan dosa jika dikerjakan mendapatkan pahala.

Sedangkan menurut Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali membaca talbiyah hukumnya sunnah. Jadi perkara sunnah jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, jika ditinggalkan tidak apa apa.

Waktu Membaca Talbiyah

Awal waktu membaca talbiyah dari setelah niat ihram di miqat, baik ihram umroh maupun ihram haji. Sedangkan waktu akhir bacaan talbiyah ketika memulai thawaf bagi jamaah yang hendak berumrah. Untuk jamaah haji ketika selesai melempar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah, lalu mengganti dengan takbir.

Bacaan Talbiyah arab dan artinya

Kalimat talbiyah yang masyhur dilafalkan oleh Rasulullah dan para sahabat adalah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Artinya : Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.

Niat Shalat Safar Sebelum Berangkat Umroh Dan Tata Cara Sholatnya

Niat Shalat Safar Sebelum Berangkat Umroh Dan Tata Cara Sholatnya

Niat Shalat Safar Sebelum Berangkat Umroh – Sebelum hendak bepergian seorang muslim disunahkan untuk melaksanakan sholat sunnah terlebih dahulu, sholat sunnah ini diberi nama shalat sunnah safar. Karena Rasulullah mempunyai suatu kebiasaan melakukan sholat sunnah jika meninggalkan suatu tempat.

Begitu pula ketika seseorang ingin bepergian untuk melaksanakan ibadah umroh, dianjurkan untuk sholat sunnah safar agar perjalanan ibadah ke tanah suci diberikan kelancaran dan di berikan umroh yang mabrur.

Niat, Waktu dan Tata Cara Shalat Safar Sebelum Berangkat Umroh

Banyak ulama sangat menganjurkan shalat sunnah safar untuk dikerjakan sebelum bepergian, selain memiliki keutamaan tersendiri dulu Rasulullah selalu melakukan sholat sunnah safar jika hendak bepergian kemana saja.

Sholat sunnah safar dapat dikerjakan di waktu apapun, bisa dilaksanakan malam hari maupun siang hari, asalkan orang tersebut hendak bepergian. Sholat ini sebuah wujud permohonan seorang hamba agar diberi pertolongan, keselamatan dan hidaya selama diperjalanan.

Syarat dan rukun dari shalat sunnah safar tidak jauh beda dengan shalat sunnah pada umumnya, seperti harus memiliki wudhu’ dan menutupi aurat. Tata caranya pun tidak jauh beda sama sama dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri salam. Untuk niat dari shalat safar seperti berikut

أُصَلِّي سُنَّةَ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushalliî sunnatas safari rak’ataini lillâhi ta’âla

Artinya, “Saya niat shalat sunnah perjalanan dua rakaat karena Allah ta’âla.”

Pada rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al-Kafirun setelah membaca surat Al-Fatihah, serta dianjurkan pada rakaat kedua membaca surat Al-ikhlas setelah membaca surat Al-Fatihah. Setela sholat selesai dianjurkan untuk membaca ayat kursi sebagai permohonan agar diselamatkan perjalanan kita nantinya.

Baca juga: 13 Ide Oleh Oleh Umroh Yang Bermanfaat

Keutamaan Shalat Safar

Imam As-Suyuthi dalam kitab Jam’ul Jawami’, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِك مَخْرَجَ السُّوءِ وإذَا دَخَلتَ إِلَى مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ تَمْنَعَانِك مَدْخَلَ السُّوءِ

Artinya, “Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat, yang dengan ini akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Dan jika engkau memasuki rumahmu, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan yang masuk ke dalam rumah” (HR al-Baihaqi).

Dijelaskan hadits diatas bahwa shalat sunnah safar bukan hanya manifestasi kita kepada Allah SWT. Serta bentuk permohonan agar diberikan keselamatan dalam perjalanan, agar bisa melanjutkan ibadah-ibadah setelah perjalananya selesai.

Sumber: https://islam.nu.or.id/shalat/tata-cara-shalat-safar-saat-hendak-bepergian-D3Ul0

13 Ide Oleh Oleh Umroh Yang Bermanfaat

13 Ide Oleh Oleh Umroh Yang Bermanfaat

Oleh-oleh umroh yang bermanfat – Tak lengkap rasanya sepulang dari tanah suci jika tidak membawakan oleh-oleh untuk keluarga, tetangga dan teman. Oleh-oleh pertama yang terlintas pasti kurma, buah khas timur tengah dengan sejuta manfaatnya, namun jika anda ketahui banyak oleh-oleh menarik selain kurma yang harus dibeli.

Kurma menjadi sasaran utama oleh-oleh umroh khas timur tengah yang populer, selain rasanya yang manis dan enak, kurma merupakan buah yang memiliki banyak manfaat yang sudah banyak dijelaskan hadits Nabi.

Namun masih banyak oleh-oleh khas timur tengah yang bisa bagikan kepada keluarga dan tetangga di rumah. Berikut rekomendasi oleh-oleh umroh yang mungkin cocok untuk keluarga anda:

Rekomendasi Oleh oleh umroh yang bermanfaat

Banyak sekali pilihan oleh-oleh khas timur tengah, dari makanan hingga souvenir. Harganya Pun tidak terlalu mahal, pilihlah oleh-oleh yang sesuai dengan budget. Berikut rekomendasi oleh-oleh mungkin cocok untuk anda:

1# Gelang Tasbih

Gelang tasbih biasanya digunakan untuk menghitung jumlah bacaan dzikir. Karena bentuknya beragam ada juga yang menggunakan untuk aksesoris seperti kalung dan gelang, bahayanya pun beragam ada yang terbuat dari kayu, manik-manik dan bahan lainya.

2# Parfum/ minyak wangi

Minyak wangi khas Arab memiliki aroma yang berbeda biasanya memiliki aroma khas rempah-rempah aromatik. Aroma seperti itu jarang ditemukan di Indonesia, jadi parfum/minyak wangi sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh umroh.

4# Siwak

Siwak merupakan alat untuk membersihkan gigi yang sudah digunakan sejak zaman Nabi. Siwak terbuat dari pohon Salvadora yang dibentuk seperti batang kecil, penggunaanya cukup di gosokkan ke gigi dan tentunya ini menyehatkan.

Baca juga: 5 Keistimewaan Umroh Beserta Hadistnya

5# Sajadah

Sajadah bisa dijadikan oleh-oleh umroh karena sangat bermanfaat. Sajadah biasanya digunakan untuk alas untuk beribadah terutama sholat. Pilihlah sajadah yang memiliki motif yang bagus, bisa berupa Makkah, Masjid Nabawi dan lainya.

Selain itu ada beberapa rekomendasi oleh-oleh yang mungkin cocok:

  • Henna
  • Madu Kashmir
  • Kacang Arab
  • Kismis Hitam
  • Maamoul
  • Coklat Arab
  • Air Zamzam
  • Kacang Pistachio

Tips Memilih Oleh-Oleh Umroh

  1. Pilihlah oleh-oleh yang berkaitan dengan ibadah seperti sajadah, buku, Al-Quran dan lainya. Selain bermanfaat anda juga akan mendapatkan pahala jika oleh-oleh tersebut digunakan untuk ibadah dan kebaikan.
  2. Oleh-oleh bermanfaat, Pilihlah benda yang memiliki manfaat agar tidak hanya menjadi barang koleksi saja.
  3. Oleh-oleh berkualitas. Bukan berarti mahal sesuaikan dengan budget untuk ukuran berkualitas.
  4. Oleh-oleh khas Arab Saudi. Pilih barang khas dan berhubungan dengan Makkah.
5 Keistimewaan Umroh Beserta Hadistnya

5 Keistimewaan Umroh Beserta Hadistnya

Keistimewaan umroh – Ibadah umroh tidak memiliki batas waktu pelaksanaanya, bisa dikerjakan di bulan apa saja dan tanggal berapa saja. Lain halnya dengan haji yang hanya bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah, jadi umroh menjadi salah satu ibadah yang fleksibel dalam waktu.

Karena itulah banyak muslim menggunakan umroh sebagai alternatif untuk mengobati kerinduan beribadah di tanah suci, mengingat waktu antri dari haji sangatlah lama.

Seperti yang diketahui haji merupakan ibadah yang memiliki beribu keistimewaan, umroh juga tidak kalah, ibadah satu ini juga memiliki banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. Sudah banyak hadits yang menjelaskan tentang keistimewaan ibadah ini.

Baca juga: 10 Hal Yang HARUS Dipersiapkan Sebelum Berangkat Umroh

Berikut hadits yang menjelaskan keutamaan dan keistimewaan umroh:

Hadits Keistimewaan dan Keutamaan Umroh

1# Di jaminan bebas hisab

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِحَجٍّ، أَوْ بِعُمْرَةٍ فَمَاتَ فِيهِ، لَمْ يُعْرَضْ وَلَمْ يُحَاسَبْ، وَقِيلَ لَهُ ادْخُلِ الْجَنَّةَ, قَالَتْ وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ يُبَاهِي بِالطَّائِفِينَ

 

Artinya, “Dari sayyidah Aisyah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Siapa saja yang keluar berhaji atau umrah melalui jalan ini, lalu meninggal di dalamnya, niscaya ia tidak ditampakkan dan tidak dihisab, lalu dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke surga.’ Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh Allah bangga terhadap orang-orang yang thawaf,’” (HR At-Thabarani, Abu Ya’la, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi).

Jika seseorang wafat ketika melaksanakan ibadah haji dan umroh, maka Allah telah menjanjikan surga tanpa harus melakukan hisab terlebih dahulu, sungguh mulia seseorang bisa wafat ketika beribadah.

2# Jaminan pahala dan masuk surga

عن جابر أَنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال إِنَّ هَذَا البَيْتَ دِعَامَةٌ مِنْ دَعَائِمِ الإِسْلَامِ فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ فَإِنْ مَاتَ أَدْخَلَهُ الجَنَّةَ وَإِنْ رَدَّهُ إِلَى أَهْلِهِ رَدَّهُ بِأَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ

Artinya, “Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Sungguh Ka’bah ini merupakan salah satu tiang Islam. Siapa saja yang berhaji mengunjungi Ka‘bah atau berumrah, maka ia menjadi tanggungan Allah. Jika ia meninggal, maka Allah memasukkannya ke surga. Jika Allah mengembalikannya kepada keluarganya, niscaya Allah memulangkannya dengan pahala dan ghanimah,’” (HR At-Thabarani).

Surga sebagai jaminan seseorang yang wafat ketika melaksanakan haji dan umroh, bukan hanya itu jika seseorang telah melaksanakan haji dan umroh maka Allah telah memberikan jaminan pahala dan ghanimah.

Senyum ceria jamaah Almira Travel

3# Mustajab doanya.

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَن رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللَّهِ إِنْ دَعَوْهُ أَجَابَهُمْ وَإِنْ اسْتَغْفَرُوهُ غَفَرَ لَهُمْ

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka dan jika mereka meminta ampun kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni mereka,’” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Sungguh mulia seseorang yang melakukan ibadah haji dan umroh, Allah telah mengampuni segala dosa mereka, bahkan Allah berjanji untuk mengabulkan segala doanya.

4# Tamu Allah yang Mustajab doanya.

عن جابر رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Allah memanggil mereka, lalu mereka memenuhi panggilan-Nya dan mereka meminta kepada-Nya, lalu Allah memberikan permintaan mereka,’” (HR Al-Bazzar).

Seperti yang disebutkan diatas, jamaah merupakan tamu Allah yang telah memenuhi panggila-Nya untuk itu Allah akan mengabulkan semua permintaan jamaah haji dan umroh

5# Penghapusan dosa dan jaminan surga

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga,’” (HR Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

Allah akan menghapus semua dosa yang berada diantara dua umroh, serta Allah menjanjikan surga untuk mereka para haji yang mabrur.

Sumber: https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/11-keutamaan-haji-dari-ampunan-hingga-mampu-memberi-syafaat-zTCIa

Umrah di Bulan Ramadhan Pahalanya Setara Dengan Haji

Umrah di Bulan Ramadhan Pahalanya Setara Dengan Haji

Umrah di Bulan Ramadhan – Ibadah umroh tidak memiliki batas waktu pelaksanaanya, bisa dikerjakan di bulan apa saja dan tanggal berapa saja. Lain halnya dengan haji yang hanya bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah, jadi umroh menjadi salah satu ibadah yang fleksibel dalam waktu.

Meskipun dapat mengerjakannya di sembarang waktu, menentukan pada bulan tertentu juga baik, karena setiap bulan memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Bulan ramadhan salah satunya, bulan suci yang pahala ibadah akan dilipatgandakan ketika dikerjakan pada bulan ini.

Terlepas dari itu keutamaan dari umroh sangatlah banyak dari penghapus dosa hingga keutamaan melancarkan rejeki. Melaksanakan ibadah umrah pada bulan ramadhan juga memiliki keutamaan tersendiri, seperti yang telah disebutkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Umrah di bulan Ramadhan menyamai ibadah haji. (HR Ibnu Majah).

Anjuran untuk umroh pada bulan ramadhan sangatlah jelas pada hadits diatas. Karena Melaksanakan ibadah umroh pada bulan Ramadhan pahalanya setara atau sama dengan mengerjakan ibadah haji.

Baca juga: Wajib Umrah, Berikut Perkara Yang Termasuk Wajib Umrah

Yang dimaksud sama disini hanya pada sisi pahalanya, bukan berarti ketika melaksanakan ibadah umrah pada bulan ramadhan bisa menggugurkan kewajiban untuk melaksanakan haji.

Betapa beruntungnya umat islam melaksanakan ibadah umroh pada bulan Ramadhan. Mengingat pahala yang dilipatgandakan pada bulan suci ini menambah keutamaan ibadah umroh.