Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Pengertian Tawaf Wada’ Dalam Umroh dan Haji

Tawaf wada adalah – Salah satu dari beberapa rangkaian rukun ibadah haji dan ibadah umroh adalah tawaf dan salah satunya adalah tawaf wada.

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah tujuh kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat bertawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyarat berupa melambaikan tangan, serta disunnahkan sholat sunnah 2 rakaat setelah melakukan thawaf.

Tawaf sendiri memiliki beberapa jenis, ada yang berpendapat 4 dan ada juga yang berpendapat 5, dilansir dari tuntunan manasik haji dan umroh dari Kemenag tawaf ada 5 jenis, tawaf rukun, tawaf qudum, tawaf wada’, tawaf sunnah dan tawaf nazar.

Yang pertama ada tawaf rukun atau yang biasa disebut tawaf ifadah, tawaf ifadah adalah tawaf rukun haji dan juga disebut tawaf rukun umrah. 

Yang kedua Tawaf qudum atau tawaf penghormatan kepada Baitullah, yang biasanya dikerjakan ketika baru sampai tiba di kota Mekkah, hukum tawaf qudum adalah sunnah. Biasanya tawaf ini dikerjakan haji ifrad dan haji qiran.

Yang ketiga tawaf sunnah Tawaf adalah tawaf yang dikerjakan dalam setiap kesempatan masuk ke Masjidil Haram dan tidak diikuti dengan sa’i. Karena dikerjakan dengan sukarela tawaf ini biasanya disebut tawaf tathawwu atau sukarela.Yang keempat tawaf nazar, wajib dikerjakan dan waktunya kapan saja. Dan yang terakhir tawaf wada’.

Baca Juga: Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Tawaf Wada Adalah

Tawaf wada’ atau tawaf perpisahan, yakni tawaf yang dikerjakan ketika jamaah ingin meninggalkan kota Mekkah. Tawaf ini menjadi amalan terakhir untuk ibadah haji dan umroh. Sedangkan untuk proses pelaksanaanya tidak jauh beda dengan tawaf pada umumnya. Yaitu mengelilingi Baitullah sebanyak 7 kali.

Dari  Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah (dengan thawaf wada’) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haidh.” (HR. Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 1328).

Tawaf Wada Umrah Hukumnya

Ada perbedaan pendapat untuk hukum tawaf wada’, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum tawaf wada’ wajib bagi jamaah haji yang akan meninggalkan kota mekkah. Jika ditinggalkan maka wajib membayar dam satu ekor kambing.

Sedangkan untuk wanita yang haid dan nifas tidak diwajibkan untuk tawaf wada’, penghormatan kepada Baitullah cukup diganti dengan berdoa didepan gerbang Masjidil Al-Haram.

Selain itu Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Mundzir berpendapat tawaf wada’ hukumnya sunnah. Jika ditinggalkan maka tidak harus membayar dam.

Syarat Sah Tawaf Wada

Untuk melaksanakan tawaf jamaah harus memenuhi syarat sah tawaf, jika ditinggalkan maka tawaf jamaah akan dihukumi tidak sah, berikut syarat sah tawaf:

  • Suci dari hadats kecil dan besar dan najis;
  • Menutup aurat;
  • Tawaf dikerjakan harus di dalam Masjidil Haram, juga termasuk di lantai dua, tiga, atau empat, meskipun saat melakukan melebihi ketinggian dari ka’bah.
  • Tawaf dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad pula.
  • Posisi Ka’bah harus berada di sebelah kiri.
  • Waktu mengelilingi harus di luar Ka’bah, di luar Hijir Ismail juga.
  • Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Bisa berniat sendiri jika tawaf tidak dilakukan waktu ibadah haji dan umroh.

Sunnah Tawaf Wada

Selain melakukan hal yang wajib, jamaah harus mengerjakan hal-hal yang sunnah, karena ada yang berpendapat bahwa perkara sunnah merupakan penyempurna perkara yang wajib. Berikut sunnah tawaf yang bisa jamaah kerjakan ketika melakukan tawaf ifadah:

  • Memegang dan mencium Hajar Aswad jika memungkinkan, serta meletakkan jidat pada permulaan tawaf. Namun tidak dianjurkan dikerjakan oleh perempuan. Jika dirasa tidak bisa diganti dengan isyarat dengan tangan kanan.
  • Berjalan cepat pada putaran pertama hingga ketiga tapi tidak berlompat dan berjalan seperti biasa pada putaran selanjutnya.
  • Melakukan idhthiba’ bagi laki-laki, idhthiba’ iyalah meletakkan selendang di bawah bahu kanan terus ujungnya diletakkan di bahu sebelah kiri hingga menutupinya. Yang intinya bahu kanan terbuka sedangkan bahu sebelah kiri tertutup.
  • Mendekat di sekitar ka’bah untuk laki-laki  jika memungkinkan, sedangkan untuk perempuan dianjurkan untuk agak menjauh.
  • Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.
Pengertian Tahallul dan Macam-Macamnya

Pengertian Tahallul dan Macam-Macamnya

Tahallul adalah salah satu ritual penting yang dilakukan setelah menyelesaikan semua rangkaian ibadah haji atau umrah. Istilah “tahallul” berasal dari bahasa Arab yang berarti “menjadi boleh” atau “menjadi halal”. Ritual ini bentuk pembebasan dari semua larangan ihram yang telah dipatuhi selama ini.

Tahallul merupakan simbolisasi dari pembebasan diri dari keadaan ihram, yang merupakan status khusus yang diambil saat memasuki tanah suci. Saat berada dalam keadaan ihram, jamaah Muslim harus mematuhi serangkaian aturan dan larangan, seperti tidak mencukur atau memotong rambut, tidak memakai wewangian, dan membatasi perilaku tertentu. Tahallul menandai akhir dari keterbatasan dan kembali ke kehidupan normal. Dasar tahallul berada pada ayat: 

لَقَدْ صَدَقَ اللّٰهُ رَسُوْلَهُ الرُّءْيَا بِالْحَقِّ ۚ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۙ مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ وَمُقَصِّرِيْنَۙ لَا تَخَافُوْنَ ۗفَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوْا فَجَعَلَ مِنْ دُوْنِ ذٰلِكَ فَتْحًا قَرِيْبًا

Artinya: “Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.” (QS Surat Al-Fath ayat 27).

Baca juga: Berikut Larangan Ibadah Haji yang Wajib Dipatuhi

Macam-macam Tahallul

Larangan ihram yang harus dipatuhi akan menjadi halal setelah melaksanakan tahallul. Tahallul yang artiya penghalalan suatu pekerjaan yang awalnya dilarang menjadi halal. Berikut macam-macam tahallul:

1# Tahallul umroh

Tahallul umroh termasuk dalam rukun ibadah umroh yang wajib dikerjakan, jika tidak maka umroh tidak sah. Tahallul adalah mencukur rambut. Di anjurkan seorang laki-laki untuk menggundul rambutnya sedangkan wanita untuk mencukur pendek. Adapun minimal mencukur rambut iyalah mencukur tiga helai rambut.

2# Tahallul Haji

Tahallul terbagi menjadi 2, tahallul ashghar (kecil) dan tahallul akbar (besar).

  • Tahallul ashghar atau kecil bila jamaah telah melaksanakan dua perkara dari tiga perkara yaitu, mencukur rambut paling sedikit 3 helai, melempar jumrah aqabah dan tawaf ifadhah. Jika telah melaksanakan tahallul ashghar jamaah diperbolehkan melakukan sebagian hal-hal yang dilarang seperti menggunakan parfum atau wangi-wangian, memakai pakain berjahit dan lainya kecuali melakukan hubungan suami istri.
  • Selanjutnya Tahallul akbar atau besar, bila jamaah telah melaksanakan tahallul akbar maka diperbolehkan mengerjakan semua yang larangan haji.
Jelaskan 4 Perbedaan Haji dan Umrah Yang Jarang Diketahui

Jelaskan 4 Perbedaan Haji dan Umrah Yang Jarang Diketahui

Jelaskan Perbedaan Haji dan Umrah – Rukun islam yang nomor lima adalah Haji. Haji secara bahasa menyengaja melakukan sesuatu. Secara istilah Haji adalah sengaja ke ka’bah untuk melaksanakan ibadah. Haji merupakan ibadah yang diadopsi dari Nabi-nabi terdahulu. 

Salah satu pendapat menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengutus seorang Nabi setelah Nabi Ibrahim AS kecuali seseorang tersebut pernah melakukan haji. Serta ada yang menyebutkan bahwa Nabi Adam AS pernah melakukan Haji sebanyak 40 kali dari india.

Sedangkan umroh secara bahasa berziarah ke tempat berpenghuni dan tempat ramai. Menurut istilah umroh memiliki arti menyengaja pergi ke Ka’bah untuk melaksankan ibadah tertentu.

Jelaskan Perbedaan Haji dan Umrah

Haji dan umrah merupakan ibadah yang memiliki banyak kesamaan, seperti syarat sah, syarat wajib, kesunnahan, perkara yang membatalkan dan hal-hal yang diharamkan ketika sedang melaksanakan ibadah ini. Haji dan umroh memiliki kaitan satu sama lainya. Meskipun memiliki banyak kesamaan haji dan umroh juga memiliki perbedaan yang cukup jelas, berikut perbedaan haji dan umroh:

1# Hukum

Hukum haji adalah wajib untuk semua muslim yang telah memenuhi syarat, berdasarkan firman Allah SWA:

   ولِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ   

Artinya: “Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Para ulama sudah setuju bahwa haji hukumnya wajib dan masuk kedalam kategori hukum yang disepakati oleh seluruh mazhab dan sudah diketahui oleh semua kalangan dari yang awam hingga yang khusus. 

Sedangkan hukum umroh masih diperdebatkan. Kalangan Mazhab Maliki dan sebagian ulama mazhab Hanafi berpendapat bahwa hukum menunaikan umroh merupakan sunnah muakkad dikerjakan satu kali seumur hidup. 

Sementara untuk kalangan Mazhab Syafi’i dan Hambali, hukum umrah adalah wajib sekali seumur hidup, landasan pendapat ini dari surat Al-Baqarah ayat 196.

2# Rukun 

Pembeda antara haji dan umroh adalah rukun. Rukun merupakan salah satu indi dari sebuah ibadah, jika salah satu rukun ditinggalkan maka haji dan umroh tidak akan sah dan tidak bisa digantikan dengan dam. 

Rukun haji ada 5 niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut (tahallul). Sedangkan rukun umroh ada empat niat ihram, tawaf, sa’i dan memotong rambut (tahallul). 

Perbedaan berada pada satu rukun adalah wuquf di Arafah yang hanya dilakukan di ibadah Haji sedangkan Umroh tidak.

Baca Juga: Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

3# Waktu Pelaksanaan   

Waktu pelaksanaan tanpa batas, bisa dilakukan kapan saja. Sedangkan Haji memiliki batas tertentu. Waktu melaksanakan ibadah haji dimulai dari bulan Syawal sampai subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah ( Hari raya Idul Adha).

4# Kewajiban

Perbedaan haji dan umroh yang nomor empat adalah kewajiban/wajib. Wajib haji dan wajib umroh merupakan perkara yang harus dikerjakan, jika ditinggalkan haji atau umroh tetap sah namun harus membayar denda (dam). Wajib haji ada 5 yaitu niat ihram dari miqat (batas wilayah yang sudah ditentukan), menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada’ (perpisahan) dan melempar jumrah. Sedangkan wajib umrah ada 2, niat ihram dari miqat (batas wilayah yang sudah ditentukan) dan menjauhi larangan-larangan ihram.

Baca juga: Wajib Umrah, Berikut Perkara Yang Termasuk Wajib Umrah

Kesimpulan dari perbedaan haji dan umrah berada pada 4 perkara, rukun, hukum, waktu, dan kewajiban/wajib. Hukum haji telah disepakati semua ulama’ adalah wajib, sedangkan umroh masih diperselisihkan. Rukun haji dan umroh memiliki perbedaan, jika haji ada wuquf di Arafah sedangkan umroh tidak ada. Waktu pelaksanaan haji dan umroh sangat beda, umroh bisa dikerjakan kapan saja, sedangkan haji tidak. Yang terakhir berada pada kewajiban, wajib haji ada lima sedangkan wajib umroh cuma ada 2.

Berikut Bulan Terbaik Untuk Umroh

Berikut Bulan Terbaik Untuk Umroh

Bulan terbaik untuk umroh – Ibadah umroh tidak memiliki batas waktu pelaksanaanya, bisa dikerjakan di bulan apa saja dan tanggal berapa saja. Lain halnya dengan haji yang hanya bisa dikerjakan pada bulan Dzulhijjah, jadi umroh menjadi salah satu ibadah yang fleksibel dalam waktu.

Meskipun dapat mengerjakannya di sembarang waktu, menentukan pada bulan tertentu juga baik, karena setiap bulan memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Seperti bulan ramadhan salah satunya, bulan suci yang pahala ibadah akan dilipatgandakan ketika dikerjakan pada bulan ini. 

Menentukan kapan melaksanakan ibadah umroh sangat penting dipikirkan sebelum melaksanakannya. Mendiskusikan dan mempertimbangkan dengan keluarga dan ahlinya, pada bulan apa yang cocok untuk melaksanakan ibadah umroh.

Bulan Terbaik Untuk Umroh

Melihat antrian haji semakin lama, umat muslim mencari alternatif untuk melepas rindu bisa ibadah di masjid nabawi dan ibadah di depan ka’bah, umroh menjadi jalan salah satunya untuk mengobati kerinduan. 

Untuk itu sebelum berangkat umroh alangkah baiknya menentukan kapan waktu yang tepat untuk pergi, pada bulan apa untuk pergi, agar perjalanan ibadah menjadi lebih fokus dan mendapatkan waktu yang tepat. Berikut Bulan-bulan yang cocok untuk pergi umroh:

1# Bulan Ramadhan

Bulan ramadhan bulan suci yang pahala ibadah akan dilipatgandakan ketika dikerjakan pada bulan ini. 

Terlepas dari itu keutamaan dari umroh sangatlah banyak dari penghapus dosa hingga keutamaan melancarkan rejeki. Melaksanakan ibadah umrah pada bulan ramadhan juga memiliki keutamaan tersendiri, seperti yang telah disebutkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

 عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Umrah di bulan Ramadhan menyamai ibadah haji. (HR Ibnu Majah).

Baca Juga: Umrah di Bulan Ramadhan Pahalanya Setara Dengan Haji

Anjuran untuk umroh pada bulan ramadhan sangatlah jelas pada hadits diatas. Karena Melaksanakan ibadah umroh pada bulan Ramadhan pahalanya setara atau sama dengan mengerjakan ibadah haji.

Yang dimaksud sama disini hanya pada sisi pahalanya, bukan berarti ketika melaksanakan ibadah umrah pada bulan ramadhan bisa menggugurkan kewajiban untuk melaksanakan haji.

Betapa beruntungnya umat islam melaksanakan ibadah umroh pada bulan Ramadhan. Mengingat pahala yang dilipatgandakan pada bulan suci ini menambah keutamaan ibadah umroh. 

2# Awal Tahun

Mencari waktu yang cocok untuk bisa pergi ibadah umroh bersama keluarga cukup sulit. Awal tahun bisa menjadi pilihnya, karena pada awal tahun menjadi waktu liburan sekolah anak-anak dan orang tua bisa mengambil cuti untuk kerja, agar bisa pergi umroh bersama sama satu keluarga.

Cuaca di kota mekkah sudah menjadi sejuk pada bulan januari membuat ibdah menjadi nyaman. Kepadatan juga sudah berkurang dari pada akhir tahun. Awal tahun menjadi waktu cocok untuk menjadi waktu ibadah umroh satu keluarga.

3# Akhir Tahun

Waktu liburan pasti menjadi waktu yang cocok untuk pergi umroh, waktu yang tidak perlu lagi untuk izin tidak masuk sekolah untuk anak-anak, tidak perlu izin cuti untuk pegawai kantor. 

Karena bertepatan dengan waktu liburan, harga tiket pada akhir tahun juga naik karena naiknya pemesan pada akhir tahun. Untuk yang memiliki rencana pergi umroh pada akhir tahun alangka baiknya untuk memesan kursinya di jauh jauh hari, karena pada bulan-bulan ini banyak sekali calon jamaah yang ingin pergi umroh bersama keluarga.

4# Sebelum Waktu Haji

Untuk calon jamaah yang ingin mencari waktu haramain yang tidak ramai, mungkin waktu sebelum haji dari bulan Syawal sampai Dzulhijjah menjadi waktu yang cocok untuk di coba. menjelang waktu haji haramain cukup sepi cocok untuk ibadah agar ibadah umroh menjadi lebih khusuk.

5# Sesudah Waktu Haji

Setelah semua jamaah haji pulang menjadi waktu yang cocok untuk melakukan umroh, karena haramain cukup sepi karena para jamaah haji telah pulang ke negerinya masing-masing, jamaah juga lebih mudah untuk menjelajahi Masjidil Haram sehingga untuk ibadah dan berdoa bisa di tempat mana saja tanpa berdesakan.

6# Pada Bulan Maret – Juni

Mengingat musim di Arab Saudi ada 2 yaitu musim panas dan musim dingin. Musim panas berada pada bulan Maret hingga Agustus sedangkan musim dingin ada pada bulan September hingga Februari.

Suhu maksimal pada musim dingin mencapai 3 derajat sedangkan pada musim panas suhu maksimal bisa menyentuh 45 derajat. Banyak jamaah yang suka ibadah umroh pada musim panas karena banyak waktu untuk ibadah.

Pada waktu musim panas jamaah biasanya melakukan kegiatan di pagi hari, sore hari dan malam hari. Jangan khawatir untuk melakukan aktivitas di malam hari karena masih banyak toko dan tempat makan yang tetap buka pada malam hari.

Kesimpulan.

Pemilihan waktu untuk ibadah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu calon jamaah umroh. Diatas merupakan pilihan beberapa waktu yang mungkin cocok untuk menjadi waktu berangkat umroh anda.

Lafal Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Lafal Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh – Ihram termasuk dalam salah satu rukun umroh dan haji. Rukun perkara yang penting tidak bisa ditinggalkan, jika ditinggalkan maka ibadah haji dan umroh tidak sah. Diantara sunnah sebelum ihram adalah mandi, selain itu ada menggunakan minyak wangi, memotong kuku serta mencabut/mencukur bulu.

Baca Juga: 9 Sunnah Umroh yang Dianjurkan

Proses mandi ihram bukan hanya sekedar seperti mandi biasa, mandi sebelum ihram termasuk dalam kategori ibadah dan kebersihan, serta jangan lupa diniatkan untuk membesarkan Allah SWT melalui ibadah umroh maupun haji.

Niat Mandi Ihram Haji dan Umroh

Berikut merupakan lafal niat mandi sebelum ihram:

نَوَيْتُ غُسْلَ الِإحرَام سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaytu ghuslal ihrāmi sunnatan lilāhi ta‘ālā.

Artinya, “Saya niat mandi ihram sunnah karena Allah SWT.”

Mandi ihram dikerjakan sebelum melaksanakan ihram, jadi sebelum melakukan niat ihram jamaah disunahkan untuk melakukan mandi terlebih dahulu. Kesunnahan mandi sebelum ihram ini bisa dikerjakan ketika ibada umrah maupun ibadah haji.

Sedangkan ketentuan lainya sama halnya ketika mandi junub, seperti syarat-syarat mandi wajib:

  1. Niat yang diucapkan dalam hati
  2. Islam
  3. Berakal dan sehat
  4. Air yang digunakan suci dan mensucikan serta mubah
  5. Tidak ada suatu perkara yang mencegah dan menghalangi sampainya air ke kulit.

FAQ

Kapan mandi ihram dilaksanakan?

Mandi ihram bisa dikerjakan ketika sebelum melakukan niat ihram, bisa jamaah melakukan mandi di kamar hotel sebelum pergi untuk mengambil niat ihram di miqat.

Apakah umroh harus mandi besar?

Salah satu dari sunnah umroh iyalah mandi ihram, mandi yang dikerjakan sebelum melaksanakn niat ihram. untuk tata caranya sama dengan melaksanakan mandi junub

Apakah wajib mandi sebelum ihram?

Tidak wajib, mandi sebelum melaksanakan niat ihram tidak dihukumi wajib melainkan sunnah saja.

Apa Itu Miqat Zamani dan Miqat Makani Dalam Haji dan Umroh

Apa Itu Miqat Zamani dan Miqat Makani Dalam Haji dan Umroh

Miqat Zamani dan Miqat Makani – Miqat merupakan suatu ketentuan waktu dan tempat yang telah ditetapkan oleh ALlah dan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan Haji dan Umrah. Miqat sendiri terbagi menjadi dua, miqat zamani dan miqat makani.

Apa Itu Miqat Zamani

Merupakan ketentuan waktu dalam umrah tidak ada batas, entah itu bulan Ramadhan, Syawal maupun bulan lainya. Lain halnya dengan Haji yang memiliki ketentuan waktu di bulan tertentu. Umrah dapat dilaksanakan sepanjang masa selagi memenuhi syarat-syarat umrah.

Sedangkan untuk miqat zamani dalam haji, dilansir dari buku manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag dimulai dari 1 Syawal terbit fajar hingga 10 Dzulhijjah.

Baca Juga: Larangan Ihram Bagi Perempuan dan Laki-Laki

Apa Itu Miqat Makani

Miqat makani Merupakan ketentuan tempat sebagai awal melakukan ihram untuk jamaah yang akan melaksanakan umrah, yang mana sudah ditetapkan oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW. Miqat makani terdiri dari Dzul Hulaifah, Al-Juhfah, Qarnul Manazil, Yalamlam dan Dzatu ‘Irq. Tempat tersebut bersumber dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari no. 1524 dan Muslim no. 1182.

1. Dzul Hulaifah

Dzul Hulaifah atau disebut Bir ‘Ali merupakan miqat bagi penduduk Madinah atau jamaah yang berangkatnya melalui kota Madinah, jarak Bir ‘Ali dari kota Makkah sekitar 450 Km.

2. Al-Juhfah

Al-Juhfah merupakan miqat bagi penduduk Maroko, Mesir, Syam dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Al-Juhfah terletak di kota Rabigh, jarak Al-Juhfah dari kota mekah sekitar 183 km

3. Qarnul Manaazil

Qarnul Manazil merupakan miqat bagi penduduk Najed (wilayah bagian timur jazirah Arab) dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Qarnul Manazil atau dikenal dengan nama as-Sail al-Kabir, jarak as-Sail al-Kabir dari kota mekah sekitar 75 km

4. Yalamlam

Yalamlam merupakan miqat bagi penduduk Yaman dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Yalamlam atau dikenal dengan nama as-Sa’adiyyah, jarak as-Sa’adiyyah dari kota mekah sekitar 92 km.

5. Dzatu ‘Irq

Dzatu ‘Irq merupakan miqat bagi penduduk iraq dan jamaah yang berangkatnya melalui kota tersebut. Dzatu ‘Irq atau dikenal dengan nama adh-Dharibah, jarak adh-Dharibah dari kota mekah sekitar 94 km.

Dikutip dari buku manasik Haji dan Umrah terbitan kemenag miqat jamaah haji Indonesia sebagai berikut :

  • Miqat makani jamaah haji gelombang I (pertama) yang datang dari Madinah adalah Zulhulaifah (Bir Ali).
  • Miqat makani jamaah haji gelombang II (kedua) yang turun di Jeddah memiliki beberapa opsi untuk mengambil miqat, yaitu:
    • Di Asrama haji embarkasi Indonesia;
    • Miqat makani selanjutnya didalam pesawat ketika sedang melintas di atas Yalamlam atau Qarnul manazil. Namun pengucapan niat harus disegerakan, karena kecepatan pesawat lebih dari 800 km/jam, atau 1 km/detik.
    • Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Sesuai ketentuan fatwa MUI pada 28 Maret 1980 dikukuhkan kembali oleh MUI pada tanggal 19 September 1981, bahwa Bandara King Abdul Aziz, Jeddah di jadikan tempat miqat rakyat Indonesia. Sekarang pihak saudi sudah menerapkan percepatan keberadaan dibandara atau disebut fast track sehingga tidak bisa berlama lama di bandara, jadi jamaah dianjurkan menggunakan kain ihram dari asrama haji embarkasi.
Niat Dan Tata Cara Badal Umroh Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Niat Dan Tata Cara Badal Umroh Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Niat Badal Umroh Untuk Orang Yang Sudah Meninggal – Setiap muslim memiliki impian bisa melaksanakan ibadah di tanah suci, bisa berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Namun masih banyak muslim yang tidak cukup syarat dan bekal untuk bisa pergi ke tanah suci, seperti sudah meninggal dan lansia. Kabar baiknya ibadah seseorang tersebut bisa diwakilkan oleh salah satu keluarganya atau orang lain, hal tersebut dinamakan badal umroh.

Meskipun bukan keluarganya sendiri yang membadal umrohkan, sudah banyak jasa yang menyediakan badal umrah dengan harga yang terjangkau. Dengan syarat harus memilih biro yang memang terpercaya.

Salah satu syarat bisa membadalkan umrah seseorang adalah orang tersebut sudah pernah melakukan umroh, serta orang yang dibadalkan dalam keadaan udzur seperti sakit, lansia dan wafat.

Baca juga: 9 Sunnah Umroh yang Dianjurkan

Niat Badal Umroh Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Tata cara pembadalan umrah sama dengan umrah pada umumnya, semua syarat, rukun serta kewajiban umrah harus dikerjakan, seperti tawaf, sai, tahalul jika ditinggalkan maka tidak sah. Mungkin yang berbeda ada pada pelafalan niat, namun untuk syarat yang lain sama.

Berikut niat badal umrah yang harus dibaca:

نَوَيْتُ العُمْرَةَ عَنْ فُلَانٍ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ تَعَالَى

Nawaytul ‘umrata ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan) wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja ibadah umrah untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan) dan aku ihram umrah karena Allah ta‘ala.”

Atau bisa menggunakan niat badal umrahseperti berikut:

نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِ للهِ تَعَالَى عَنْ فُلَانٍ

Nawaytul ‘umrata wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā ‘an fulān (sebut nama jamaah umrah yang dibadalkan).

Artinya, “Aku menyengaja ibadah umrah dan aku ihram umrah karena Allah ta‘ala untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan).”

Sumber: https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/niat-badal-umrah-jIj5b

9 Sunnah Umroh yang Dianjurkan

9 Sunnah Umroh yang Dianjurkan

sunnah umroh – Tata cara umroh tidak jauh beda dengan ibadah haji, seperti rukun dan kewajiban. Rukun umroh wajib dikerjakan dan jika dikerjakan atau ditinggalkan maka ibadah umroh menjadi cacat/tidak sempurna.

Selain itu ada amalan sunnah yang bisa dikerjakan di tanah suci. Amalan sunna merupakan penyempurna untuk suatu ibadah, begitu juga amalan sunnah umroh sebagai pelengkap ibadah umroh. Beda dengan rukun, amalan sunnah jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak membatalkan dan tidak membayar denda.

Baca juga: Niat Shalat Safar Sebelum Berangkat Umroh Dan Tata Cara Sholatnya

Mengenal Sunah-Sunah dalam Umroh

Sunnah merupakan sesuatu yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW secara rutin. Berikut amalan sunnah umroh yang bisa dikerjakan:

1# Mandi, potong kuku sebelum berihram

Jamaah disunnahkan untuk mandi, potong kuku, menipiskan kumis dan mencabut bulu ketiak sebelum berihram ( melafalkan niat ihram di miqat).

2# Memakai minyak wangi

Disunnahkan menggunakan minyak wangi di badan sebelum berihram (melafalkan niat ihram di miqat). Untuk laki laki dianjurkan menggunakan minyak di badan, rambut dan jenggot, sedangkan untuk perempuan dianjurkan menggunakan minyak wangi yang baunya tidak terlalu semerbak.

3# Memakai pakai ihram dengan dua lembar kain putih

Sunnah yang nomor tiga berihram memakai dua lembar kain putih, pertama dibuat selendang dan kain yang nomor dua digunakan menjadi sarung.

4# Mengucapkan talbiyah

Menurut jumhur ulama’ mengucapkan talbiyah hukumnya sunnah muakkad, berikut lafal dari talbiyah:

لَـبَّـيْكَ اللَّهُمَّ لَـبَّـيْكَ، لَـبَّـيْكَ لاَ شَرْيَكَ لَكَ لَـبَّـيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَك

“Aku memenuhi panggilanMu Ya Allah (sungguh) Aku memenuhi panggilanMu, (sungguh) Aku memenuhi panggilanMu tiada sekutu bagimu, sesungguhnya seluruh pujian kesempurnaan, dan seluruh nikmat serta kekuasaan hanya milik-Mu yang tiada sekutu bagi-Mu.”

5# Melakukan Al-Idhthiba’ saat thawaf

Disunnahkan melakukan Al-Idhthiba’ saat thawaf. Al-Idhthiba’ iyalah melilitkan kain ihram ke bagian pundak kiri dan membiarkan pundak kanan terbuka melewati bagian bawah ketiak kanan.

6# Mencium Hajar Aswad

Sunnah ibadah umroh selanjutnya adalah mencium hajar aswad jika memungkinkan, jika tidak, bisa diganti dengan menyentuh hajar aswad dengan tangan lalu mencium tangan, jik tidak, bisa diganti dengan melambaikan tangan.

7# Menyentuh Ar-Ruknul Yamani

Disunnahkan menyentuh Ar-Ruknul Yamani tanpa harus mencium, jika tidak, bisa diganti berisyarat dengan melambaikan tangan.

8# Sholat sunnah di hijir ismail

Disunnahkan sholat sunnah di hijir ismail, seperti hadits berikut ini:
Aisyah Ra, pernah berkata: “Dulu aku ingin sekali masuk ke Baitullah dan sholat di dalamnya, maka Rasulullah Saw menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam Hijir sambil berkata, ‘Jika engkau ingin masuk ke dalam Ka’bah, maka sholatlah di sini (Hijir Ismail) karena ini adalah bagian dari Ka’bah. Kaummu menguranginya saat membangunnya kembali.” (HR An Nasa’i).

9# Minum air zam-zam

Air zam-zam memiliki banyak sekali khasiat dan keberkahan. Disunnahkan untuk meminum air zam-zam, salah satunya karena mengandung banyak manfaat untuk tubuh manusia.

Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Urutan Yang Benar Dalam Menunaikan Rukun Umrah, Mencukur Salah Satunya

Salah satu impian dari umat islam di dunia adalah melaksanakan ibadah umrah di Mekkah al-Mukarramah, juga bentuk ketaatan seorang hamba untuk mematuhi perintah Tuhanya, serta ketaatan seorang hambah dapat beribada di tempat yang dimuliakan oleh Allah.

Rukun merupakan salah satu penentu suatu ibadah bisa dianggap sah atau tidak, jika salah satu rukun tidak terpenuhi maka ibadah tersebut tidak sah, sehingga penggetahuan tentang rukun sangat pentin di pelajari sebelum melakukan suatu ibadah.

Ibadah umrah juga memiliki rangkaian rukun yang wajib dilakukan, jika di tinggalkan maka tidak sah ibadah umrah tersebut, atau bisa sah jika masih ada kemungkinan untuk mengganti beberapa rukun yang tertinggal. Jika tidak bisa maka harus membayar dam (denda) karena kelalaian dalam ibadah.

Pada dasarnya ibadah umrah dan ibadah haji tidak memiliki perbedaan, banyak kesamaan antara kedua ibadah tersebut, apa yang dikerjakan di haji juga dikerjakan juga di umrah, serta rukun umrah juga ada didalam rukun haji.

Karen demikian mengetahui rukun ibadah umrah menjadi kewajiban, agar ibadah yang dikerjakan bisa menjadi ibadah yang sempurna tanpa harus mengganti dan membayar denda.

Baca juga: Paket Umroh Desember 2023, penerbangan direct tanpa transit

Rukun-rukun umrah

Banyak pendapat mengenai rukun umrah, ada yang mengatakan tiga dan ada yang mengatakan empat, namun penulis akan membagikan yang mashur yaitu 5, dengan niatan berhati hati.

1. Ihram

Rukun yang pertama ialah niat, semua ibadah diawali dengan niat begitupun umrah, melafalkan niat umrah harus di miqat (Batas tempat untuk memulai niat umrah yang sudah ditetapkan)

2. Thawaf

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah tuju kali, dimulai dan diakhiri di Hajar aswad, serta memposisikan ka’bah di sebelah kiri saat berthawaf.

Dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad, jika tidak bisa maka jama’ah dapat memberikan isyaroh berupa melambaikan tangan, serta disunahkan sholat sunnah 2 rakat setelah melakukan thawaf.

3. Sa’i

Yang ketiga dari rukun umrah adalah berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukt Marwah yang disebut Sa’i. Tidak ada doa yang diwajibkan didalam Sa’i jadi jama’ah bisa memanjatkan doa yang di inginkan. Syarat sa’i iyalah memulai dari bukit Shafa dan mengakhiri di bukit Marwah, berjalan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali dan dari Marwah ke bukit Shafa dihitung satu kali juga.

4. Tahallul

Tahallul adalah mencukur rambut. Di anjurkan seorang laki-laki untuk menggundul rambutnya sedangkan wanita untuk mencukur pendek. Adapun minimal mencukur rambut iyalah mencukur tiga helai rambut.

5. Tartib

Rukun umrah yang kelima ialah tartib, melakukan semua rukun-rukun yang ada dengan berurutan, yaitu mendahulukan rukun yang wajib didahulukan dan mengakhri rukun yang harus diakhirkan.

Sumber: https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/lima-rukun-ibadah-umrah-pVRwb